June 18, 2012

Aku mohon, Tuhan

Aku tertatih berusaha melangkah dengan kaki yang gemetar,mengejar kebenaran mimpi buruk yang baru saja kuterima .laju lariku dibantu hembusan angin dan iringan air mata yang bercucur deras hingga ku sampai didepan pintu yang menurutku ini seperti neraka.aku menggila,panik,tak tentu bertingkah.ini mimpi buruk,sangat buruk.aku berusaha tenang.

Ini sudah tiga jam.aku masih saja dihantui kepanikan yang tak bisa kukendalikan.semua yang ada disini berusaha menenangkanku.aroma khas obat menusuk dihidung.orang orang berpakaian putih berlalu-lalang disekitar sini.sementara dibalik pintu ini adalah dia.dia yang di baluti perban dikepalanya.selang dan rangkaian alat alat membungkus dan terpasang di leher maupun ditubuh mungilnya,dan dikelilingi oleh orang orang dengan penutup mulut.

aku hanya bisa melihatmu dari celah dinding kaca yang sangat buram,kau tampak kaku,tak bergerak.bahkan aku tak bisa mendengar rintihan tangismu.sejuta doa kupanjatkan malam itu,harapan besar sangat kunantikan.
"Tuhan, aku benar benar belum siap melepasnya kehadapanmu.aku masih rindu senyum manis darinya.aku masih rindu tawanya.aku masih ingin mengejutkannya dengan rangkaian rayuan indah disetiap paginya.aku mohon tuhan,berilah kesembuhan untuknya.biarkan ia menikmati senja lebih lama.aku berjanji akan menjaganya dan membawanya kepada kebahagiaan sebelum menemuimu".

Hari Pertama di Rumah Sakit Ibnu Sina Pekanbaru
Aku rindu senyum sapaan pagimu

-Ruang Kosong-

No comments:

Post a Comment

tinggalkan komentar