January 8, 2020

2020...

Hari ini aku punya waktu lebih untuk memikirkan deretan kata yang akhirnya menjadi tulisan ini, diantara tumpukan pekerjaan, hening malam, sampah bekas puntung rokok yang berserakan, lahirlah sebuah gusar, yang mengantarkan jemariku mengetik huruf demi huruf yang menjahit dirinya menjadi bentuk, yang didasari isi kepala yang berkecamuk.

Apa kabar kalian semua?

satu tahun bertambah lagi, kali ini dua digit angka yang berganti, untuk sebagian orang ini adalah hal yang besar, rentetan resolusi yang baru, diletakkan kembali di depan pintu, berharap berkurang satu persatu seiring berjalannya waktu. bagaimana dengan yang tahun lalu? apa masih tersisa? atau sudah terlaksana? apapun itu, percayalah, Tuhan maha tau, rencana yang kau bikin bisa jadi sebuah ingin, dan bisa juga menjadi mungkin, dunia tak akan kehabisan hal baik, dan kita pasti akan kebagian sesuai porsinya.

Tahun lalu aku melakukan langkah yang cukup berani, sebuah percobaan mencari jati diri keluar dari apa yang selama ini menjadi tempat yang nyaman, tempat yang aman, keadaan yang tak memiliki rasa ketakutan, atau kelaparan, aku berpindah jauh dari kerumunan yang familiar menuju alam liar, sebuah kota yang mengajarkan tentang kerasnya kehidupan,

Jakarta, aku kembali lagi, ini adalah percobaan kedua, setelah kalah pada percobaan pertama 2 tahun yang lalu, saat aku memutuskan untuk pindah, namun di kota ini nyata terlalu berat dipapah, aku pulang dijemput Ayah.

Sekarang aku merasa matang, sejauh ini belum ada pemikiran untuk pulang, ditambah lagi, disini aku cukup senang, punya pekerjaan yang aku inginkan.

Tahun yang baru sudah datang, hal yang menyenangakan pasti sudah disiapkan Tuhan, apa yang menjadi harapan satu persatu diwujudkan, apa yang mewakili kesedihan perlahan ditimpa oleh tawa bahagia, jangan lupa untuk selalu bersyukur untuk nikmat yang tak mungkin mampu kau ukur, tinggalkan kebiasaan buruk perlahan, jangan takut untuk melakukan perubahan, karena semesta pasti paham, apa yang ditanam menjadi apa yang kita tuai.

Duaribu duapuluh, usiaku bertambah menjadi duapuluh tujuh, sudah kualami banyak jatuh, sudah banyak menghasilkan peluh, saatnya bangkit, berjalan lebih jauh.