April 30, 2017

Setahun sesudah puisi gaduh, dan cerita tentang potongan cokelat.

Waktu memang penuh kejutan, kita menjalani hal-hal yang mesti dilakukan demi menyandang peran sebagai manusia dewasa, dihampiri urusan demi urusan, pekerjaan, dan tiba-tiba...

Satu tahun terlewat.

Hai
Aku harap kau selalu dalam keadaan baik, aku mengamati kehidupanmu lewat media sosial, dan kulihat kau menikmati pekerjaanmu. Tumpukan dokumen, layar komputer yang hampir setiap waktu kau tatap, demi upah yang tiap bulan kau dapat.

Aku pun begitu, aku mendapat peran yang sebenarnya tidak terlalu aku sukai, hampir setiap hari aku harus mengurusi urusan penjualan, bertemu dengan orang baru setiap harinya, memasang topeng bahagia, dengan tas penuh dokumen, nota, dan pena, tentunya masih dengan tunggangan yang lama, yang dulu suka kita duduki bersama kemana-mana.

Disini sedang musim hujan, aku baru saja selesai menjalankan peran, di perjalanan pulang, aku berhenti di sebuah tempat makan untuk berteduh, ku tepikan sepeda motorku kemudian masuk ke tempat itu.

Ku pesan sebuah kopi, untuk menghangatkan diri, sebab hujan lebat sekali, yang pada akhirnya ku sadari, ini adalah tempat yang pernah kita kunjungi.

Sontak ingatan masa lalu memenuhi kepalaku, pekat sekali, seperti seolah kembali. Tapi, kali ini aku tak membiarkan diriku berlarut, aku tau kita sudah punya jalan berbeda, aku begitu faham ujungnya akan bagaimana dan aku tak ingin jatuh lagi pada kesedihan yang sama.

Jadi, cukup.
Ternyata butuh satu tahun untuk menyadari, bahwa kesempatan yang aku inginkan, akhirnya mesti direlakan.

Untukku, kau adalah satu-satunya persinggahan terindah, jadi aku harap, kau selalu dalam keadaan baik, dan dikelilingi hal-hal bahagia.

I wish you good luck!