May 16, 2019

Hatimu tak salah, kepalamu yang berulah.




Kita sepakat kalau menjatuhkan hati saja itu perkara mudah, namun bertanggung jawab dengan pilihan itu yang membuatnya rumit, berbagai macam kekesalan yang didapat dari masa lalu menjadi momok menakutkan dan membuatmu lebih hati-hati dalam menjalani keadaan yang sekarang, takut melangkah karena sisa-sisa penyesalan masih leluasa mengendalikan fikiran.

Namun aku sudah datang, terlalu cepat memang, tapi siapa yang tau, tentang waktu untuk bertemu, aku dan kau tak mengatur jadwal, semua terjadi begitu saja, sehingga sampailah kita pada percakapan nyaman. Kau mengakuinya, akupun tak menyangkalnya, rasa itu tiba.

aku paham, kau berada dalam situasi yang tak karuan, masih di selimuti resah yang kerap singgah tentang yang dulu pernah menjadi rumah tempatmu berkeluh kesah, namun ia pergi begitu saja padahal kau sudah mengusahakan sebagaimana mestinya.
Harusnya itu tak menjadikanmu lelah, karena berakibat kepadaku yang menerimamu dengan tangan terbuka, sementara kau jatuh padaku dalam keadaan masih menyimpan kesal tentangnya, jadilah aku orang yang terlanjur mencintaimu harus menerimamu dengan segala jenis ketakutan itu.

Tapi, yang ku yakini, waktu tak pernah sia-sia mempertemukan, hati tak pernah salah untuk mencari tempat dimana ia jatuh, pasti selalu ada alasan dibalik semua itu, hanya saja takutmu yang selalu ikut dan tak siap untuk disambut, kepalamu berulah karena lelah dengan yang sudah-sudah, terlalu hati-hati menjadikanmu tak peduli, dan tidak menyadari kalau yang ada didepanmu saat ini, bisa saja yang seorang pengganti yang benar-benar tulus mencintai.

Aku

Seberapa jauh kau harus memaksa dirimu untuk terus menolak, membebaskan dirimu untuk bersikap, dan menyangkal kalau denganku nantinya tetap akan berujung sama dengan yang dulu, menjadikanmu acuh dan membiarkanku berjuang sendirian, dan tak peduli jika nanti aku menyerah dan meninggalkan.

Hatimu sudah menjatuhkan pilihan, jadi harus bertanggung jawab, jika terus-terusan begitu, mungkin malah akan menjadikan ini semua berujung sama saja dengan yang lalu, sebab aku juga ingin di yakini, tentang aku yang menjatuhkan pilihan kepadamu,. hatimu tak salah memilihku, kepalamu saja yang berulah menjadikanmu lelah. jadi kalau ingin ini berujung indah, mari berjuang bersama. Kupastikan, lelahmu terbayar dengan senyuman lebar.

No comments:

Post a Comment

tinggalkan komentar