March 5, 2014

Mengapa?

kadang, kita memang harus bisa menerima takdir,tanpa harus mengerti alasan, mengapa.

mengapa?

mengapa kita saling memulai jika akhirnya ada yang mengakhiri?

Senja itu aku berfikir keras,mencari jawab atas pertanyaan mengapa.diantara cangkir kopi yang tak lagi hangat dan asap tembakau yang sudah hampir habis kuhisap.dikepalaku,hanya ada wajah seorang wanita yang tersenyum berulang kali.

aku pernah memberikan separuh hati kepada orang yang salah. saat itu hatiku tinggal separuh,lalu kemudian aku menemui wanita ini,setelah percakapan tentang teh hangat mengantar kita ke pertemuan romantis.dengan mudahnya aku memberikan separuh sisa hatiku kepadanya. 

habis sudah.
tak ada lagi sisanya.
bawa saja hatiku,aku yang memintamu membawanya.

aku mengerti,meski banyak yang sudah kita hadapi,banyak cerita yang sudah kita ukir.tapi pada akhirnya cerita kita terhenti pada sebuah kata yang bahkan tak bisa kita tafsirkan.
kisah kita terhenti pada beberapa alasan yang sulit untuk kita lawan.


aku masih mencari jawab atas pertanyaan mengapa tadi? bahkan hingga saat percakapan terakhir kita,saat aku memintamu membawa hatiku.

mengapa kita harus berhenti?
mengapa ujungnya begini?

ya begitulah, kadang, kita memang harus bisa menerima takdir,tanpa harus mengerti alasan, mengapa.

jika si "mengapa" masih juga belum bertemu dengan jawabnya,harapku sederhana, semoga ini bukan ujung,semoga ini hanya sementara,hingga keajaiban memberi akhir yang benar-benar kita inginkan.


-Ruang kosong
31 oktober - 03 maret 

No comments:

Post a Comment

tinggalkan komentar