March 17, 2019

Setelah maaf, sekarang apa?

Ini mungkin akan jadi bait terakhir akasaraku tentangmu, setelah maaf itu, rasa sakit memang menumpuk, dan resah memupuk, aku menjaganya sendirian, tiap malam memandangi pesan terakhir yang kau kirimkan, menyiksa diri sendiri, menunggu-nunggu kabar terbaru lewat media sosialmu, menunggu nunggu dengan pengharapan apakah kau akan berubah fikiran dan kembali.

setelah maaf itu, harusnya cukup, harusnya aku merelakan dan mengihlaskan, harusnya aku tak menangisi sisa-sisa pertengkaran, karena kau pergi atas inginmu, bukan karena ulahku.
aku yang ditinggalkan, jadi kenapa harus menghabiskan energi untuk merawat luka yang diberikan.

Tapi aku adalah orang yang dungu tentang urusan patah hati, tak akan sesakit ini, kalau aku tak sepenuhnya mencintai. terlalu lemah untuk memantapkan hati berdamai dengan diri sendiri.



Aku ingin cukup, membersihkan sisa patah hati sendiri, meski dalam diam, aku selalu memperhatikanmu, aku ingin tau apakah ini juga sulit untukmu, nyatanya tidak,
kau lebih paham cara berdamai dengan ini, kulihat raut bahagia dari postingan terbaru media sosialmu, kau terlihat bahagia.

melihatmu bahagia, merelakanmu seharusnya jadi lebih mudah.

seharusnya.

tapi aku adalah orang yang gemar merawat luka, aku selalu percaya nanti akan ada waktunya, luka yang dirawat, membuat aku semakin kuat. dan bisa lebih siap untuk kejutan berikutnya.






kau wanita yang hebat, membuatku jatuh cinta dengan cepat,dan sedalam-dalamnya, kemudian pergi sejauh-jauhnya, ke masa lalumu, tempatmu berkeluh saat sedang rapuh. meski untukmu aku adalah persinggahan, setidaknya aku sudah menjamu dengan penuh perjuangan, meski untukmu tak cukup hingga kau dengan singkat melanjutkan perjalanan dan tak mendapatkan kesan.


kau juga guru yang baik, mengingatkanku pelajaran tentang merelakan, dan sekarang aku akan coba lakukan, pelajaran berikutnya adalah melupakan, semoga aku dapat nilai yang bagus sepertimu, saat ujian.

kembalilah sebagai teman setelahnya, aku tidak pernah menyimpan dendam.

No comments:

Post a Comment

tinggalkan komentar