> AksaRandiAn : 2024

October 12, 2024

Ka...

 Ka, 

Tebakanmu benar, perihal aku yang akan menyesal, setelah percakapan terakhir kita waktu itu. kau bilang padaku bahwa aku mungkin tak akan menemui orang lain yang sepertimu, yang resah ketika kabarku terlambat kau dapatkan, yang selalu khawatir akan kesehatanku dan marah jika aku pulang terlalu larut malam, yang selalu cerewet dengan semua tingkah yang aku lakukan, dan tertawa dalam setiap lelucon bodoh yang aku lakukan.

Ka, 

Hampir setiap hari kau muncul dalam ingatan, setiap menatap layar ponsel saat aku terbangun dari tidur, setiapku menelusuri jalan-jalan yang dulu sering kita lewatkan, kau memeluk erat sambil menyanyikan lagu-lagu sesukamu, dan menceritakan teman-temanmu yang bahkan tak pernah aku kenal. 

Ka,

Lagu lagu dari Rasukma sekarang menjadi lagu yang menyedihkan, toko buku dan pusat perbelanjaan sekarang menjadi menyebalkan, dan bioskop sekarang menjadi tempat yang tak pernah aku kunjungi lagi. sebab bayangamu selalu menghantui, 

Ka, 

tidak sekali dua kali aku mencari tau tentangmu, mencari cara agar aku bisa tau kabar terbaru, bagaimana keadaanmu yang sekarang, semenjak kau menutup semua jalan untuk komunikasi, dan berharap akan ada pertemuan tak sengaja yang setidaknya melepaskan dahaga rindu yang lama bersarang. 

Ka, 

Foto dan videomu masih memenuhi galeri ponselku, untuk sesekali aku gulir dan buka, saat aku dihantam rindu yang dalam, ocehanmu selama 20 menit di sebuah cafe di jalan delima, masih ada dan sering aku putar saat sendirian. 


Ka,

setiap hujan yang turun, membawa aku ke sebuah ingatan tentang tempat makan di daerah Rumbai, waktu aku memakaikan jacket pink tebal milikku agar kau tak kedinginan. 


Ka, 

Aku berantakan, tapi hidup memaksa untuk terus berjalan, menebus semua dosa yang pernah aku sempatkan, jalanku sempat terhenti pada banyak persimpangan, biasanya kau ada sebagai penunjuk jalan. sekarang aku merasa pelangi sudah tak lagi berwarna. meskipun ada yang datang setelahmu, tetapi tak mengubah apapun yang aku rasakan. 

tak sama, tak tertawa dengan lelucon tentang caleg, tak bernyanyi seperti orang gila di atas motor, tak suka blackpink, tak bisa bernyanyi berduet lagu malaysia, tak hobby mengabadikan moment saat bersama, tak bilang aku keren setelah aku bikin video 3d, tak menatapku dengan tersenyum saat aku bercerita tentang sejarah, tak suka memegang ketiak. 


Ka, 
mungkin saat ini kau sudah melupakan semuanya, kau sudah bahagia dengan pilihan yang ada. bahagia terus ya, disini aku juga terus mencoba. mungkin di dunia yang berbeda, seseorang sepertimu dan sepertiku ditakdirkan bersama untuk tidak hanya meninggalkan kenangan, tetapi menciptakan kebahagiaan.


June 2, 2024

16 Mei 2024

 Pekanbaru 16 Mei 2024


Aku bertanya-tanya apakah langit mengirimkan rintiknya malam ini

aku menyiapkan puisi sebagai santap malam menjelang pagi

dua buah kursi, untukku sendiri, dan untuk tumpukan kontemplasi.

secangkir kopi yang masih hangat, belum ku seruput sejak tadi.

 

pertanyaan menuntut jawabannya

bagaimana kabarmu yang sebenarnya 

bukan yang ingin tunjukan pada dunia

sekali lagi, aku bertanya.

hari ini datang, apakah kau ingin sambut dengan perayaan? 

atau sebagai pengingat tentang sejauh mana kau bertahan?


setidaknya kau sampai pada hari ini,

masih terasa berat, tapi kau hebat

jeda lah sebentar jika kau rasa penat

sisanya, biarkan takdir mengambil peran, menunggu waktu yang tepat.

May 19, 2024

"Sekali lagi, dan aku percaya kamu!"

 Dunia sedang tidak baik jika catatan di blog ini bertambah, dan benar saja, saat bahagia kita sering terlupa bahwa hal-hal kecil yang kita punya justru luput dari pikiran, kita terlalu sibuk menikmati perayaan-perayaan yang sebenarnya tak perlu, satu gelas milkshake vanilla bisa saja membuatmu sendu, kemudian hanyut dalam ingatan masa lalu.


Kepada pelangi 

Kepada Petrichor

Kepada sisa rintik hujan yang menitik di ujung daun

Aku ingin merayakan hari ini dengan sendu

segalanya tentangmu, sembilan tahun lalu


Bagaimana kabar kamu? 

Masihkah kau menyukai burger di tempat yang pernah kita kunjungi dulu? dimana aku harus memutar arah karena keinginanmu yang sangat akan burger di tempat itu. 

masihkah kau kunjungi tempat siomay yang selalu kita singgahi sebelum atau sesudah menonton di bioskop waktu itu?

masihkah kau suka mengoleskan minyak telon bayi ke tubuhmu yang aromanya kau suka?

masihkah kemeja, celana, dan sepatu tali menjadi pakaian ternyaman saat kau sedang ingin keluar untuk bermain atau bertemu teman-teman? mungkin tidak ya, sebab aku lebih sering melihat mu dengan setelan yang lebih formal sekarang, walaupun tetap saja, aku tak akan pernah mengomentari gaya berpakaian yang kau kenakan, karena kau selalu cantik dengan setelan apapun.

Patah hati ini mungkin sudah berumur sembilan tahun, tapi hari ini, entah kenapa kau menyembul dari balik ingatan yang telah sekian lama aku tutup rapi. aku temukan kemeja yang kau dulu kau hadiahi. kuputuskan untuk memakainya, membawa kembali gaya berpakaian yang dulu kau suka, kaos Oasis, flannel kotak-kotak, topi dan sepatu tali. Aku keluar melewati tempat-tempat yang dulu kita lewatkan, menelusuri jalan raya dengan motor tepat di garis putih penanda jalan, yang dulu suka kau gusarkan. memperhatikan kendaraan dengan plat merah yang dulu sering kita mainkan sebagai bahan tertawaan, menghisap jempol, kemudian aku pulang bersama hujan dan lagu dari Mocca sebagai latar yang aku dengarkan. 

Hari ini semesta menawarkan dinginnya untuk mengajakku bernostalgia, pastinya akan terasa lebih indah jika kau terlibat didalamnya, aku sengajakan menghadirkan magis daya senyumanmu dalam ingatan, melangitkan pertanyaan yang mungkin tak akan pernah bertemu jawaban.

"Apakah kau pernah merindukanku?"


Aku penasaran apakah hari seperti ini juga pernah datang padamu, entah aku pernah datang melalui sebuah lagu, secarik perkamen berisi puisi tentang aku, atau pun melalui hujan yang sengaja kau terobos dengan tujuan nostalgia berkedok rindu didalamnya. mungkin tidak, ya.
karena semua sudah sangat berbeda, perjalanan mengantarkan kita kepada dewasa, dan tumpukan problematika didalamnya. bahkan mungkin blog ini yang dulu sering kau kunjungi, tak lagi kau kenali.


Untukmu Sang Pemimpi.
yang pipinya semakin berisi, yang diary-nya kini dipenuhi teka-teki.
yang masih ku perhatikan melalui potongan instagram story
yang masih aku kunjungi halaman tempatmu menuliskan tentang aku dulu dalam diary sang pemimpi
yang tak pernah ku temui lagi.


jika suatu hari, tulisan ini singgah padamu, beri tau aku untuk baik-baik saja, sekali lagi. dan tak perlu menganggap ini semua adalah perasaan yang menuntut jawab, anggap saja deretan aksara ini sebagai isyarat, rindu yang hebat dari seorang yang dulu memberimu pelukan hangat, diantara hujan yang lebat.


"Sekali lagi, dan aku percaya kamu!"