Takdir memang terkadang kejam.tak tentu waktu memangkas
habis kebahagiaan yang baru saja aku coba nikmati.
Beberapa jam yang lalu aku duduk disebuah cafe kecil
tempatku memanjakan keinginan mata untuk keindahan dunia.aku baru mencoba
melupakan kisahmu untuk hal yang baru.ditemani secangkir kopi yang sudah tak
lagi hangat.tapi dikepalaku,kopi itu seolah bertanya “kenapa digelasku hanya ada
jejak sepasang bibir?.,kemana perginya
sepasang bibir lainnya?”.
Dulu memang kita sering menyeruput secangkir kopi berdua di
cafe ini.diiringi nyanyian hujan sendu yang kita intip melalui jendela.tepat
dimeja ini. Meja tempatku menulis tulisan ini.cerita canda dan tawa tangis dan bahagia
membekas indah disetiap sudut diantara meja meja cafe ini.
Saat aku menulis cerita ini, aku mencoba tersenyum dan
mengikhlaskan untuk kebahagiaanmu.namun
tiba tiba, diantara keramaian disekitar pintu masuk cafe,aku lihat lingkar
senyummu terukir indah. tangan mungilmu yang dulu sering ku genggam, kulihat digenggam
erat oleh seorang pria. Pria tempatmu menyimpan sisa separuh hatimu yang dulu
pernah kau berikan kepadaku
.
bahkan kau seolah tak ingin melihatmu. aku bisa apa?
“Baru saja aku melepas memori indah tentang kita bersama,pergilah..!
aku ikhlas. ,tapi kemudian kenapa kau datang membawa luka yang baru?”
No comments:
Post a Comment
tinggalkan komentar